Rabu, 24 Juli 2013

Cara Memindahkan Blog Lama Ke Blog Baru (Ekspor Import Blog)

Tutorial ekspor dan import blog ini bertujuan untuk membuat salinan atau backup data blog dan juga menjadi solusi apabila blog kebetulan terhapus dengan sendirinya tanpa anda ketahui apa penyebabnya, jadi anda masih punya salinannya / backup data blog anda. Jika anda sudah bosan atau lagi bermasalah dengan blog yang sudah lama anda buat dan ingin menggantinya dengan blog baru, mudah caranya. Mungkin dengan cara memindahkan seluruh postingan blog lama ke blog baru, blog anda akan tampil lebih fresh dengan wajah baru. Sebenarnya postingan ini, tata caranya sama dengan postingan saya sebelumnya tentang cara backup postingan blog. Bagaimana cara import post blog ke blog baru? Ok simak tutorial dibawah ini : 

Langkah cara pindah post blog ke blog baru :

1. Login ke Blogger
2. Pada Dashboard => Klik Setting / Setelan
3. Klik Other/Lainnya
3. Pilih Export / Ekspor Blog
4. Pilih Download blog, biasanya hasil downloadnya berextensi .xml, contoh : blog-09-09-2012.xml 
5. Kalau sudah selesai download, simpan dulu hasil file download

Langkah selanjutnya
1. Masuk ke blog yang baru anda
2. Pada Dashboard => Klik Setting
3. Klik Other/Lainnya
4. Lalu pilih Impor Blog
5. Lalu pilih file yang sudah didownload dan masukkan kode privasi pada kotak yang dibawahnya
6. Jangan lupa centang "Terbitkan semua entri yang diimpor secara otomatis"
7. Kemudian klik unggah / Impor Blog

Semoga informasi singkat tentang memindahkan blog lama ke blog baru ini dapat bermanfaat, happy blogging.

Mengedit Film Menggunakan Movie Maker

Digital video editing sering kali hanya digunakan dan dapat dilakukan oleh orang tertentu saja. Namun dengan perkembangan teknologi saat ini, memungkinkan semua orang dapat membuat rekaman video pribadinya. Hanya bermodal PC dengan spesifikasi tertentu ditunjang software video editing maka segalanya akan beres. Saat ini kita akan coba membawa tips bagaimana mengedit video menggunakan software yang umumnya sudah tersedia buat anda yang menggunakan system operasi windows XP. Nama software itu adalah Movie maker, aplikasi ini dapat anda jalankan melalui Menu Program. Berikut ini adalah tipsnya untuk anda:


  1. Sebelum kita melakukan editing untuk video kita sudah barang tentu kita harus menyediakan video yang akan kita edit terlebih dahulu. Untuk pengguna Handycam anda bisa langsung transfer menggunakan kabel firewire, USB atau kabel S-Video yang dibawa oleh handycam. Dan untuk anda yang mengambil video menggunakan handphone atau yang lainnya juga dapat melakukan cara yang serupa.
  2. Jalankan Aplikasi Movie maker dikomputer anda, jika anda belum mempunyai video dikomputer anda tetapi masih didalam handycam maka kita akan mengcapture terlebih dahulu dengan mengklik menu capture video from device. Pastikan kabel handycam sudah terhubung kedalam PC anda. Jika sudah siap maka anda tinggal memulai capture hingga selesai hingga akhir video anda.
  3. Jika video yang akan kita edit sudah ada dalam computer kita maka hal yang harus dilakukan yaitu dengan import video, image hasil jepretan kamera kita atau music-music yang sudah kita siapkan untuk memperindah hasil editan video kita.
  4. Andai semua video dan gambar-gambar yang akan diedit sudah siap maka kita selanjutnya akan melakukan editing dari video tersebut. Movie maker memang didesain untuk editor movie rumahan sehingga efek dan transisi serta hal lainnya dibuat instant untuk pengguna rumahan, namun demikian, software ini lebih dari cukup untuk menghasilkan video yang bagus.
  5. Setelah video  masuk pada daftar COLLECTION. Dan video tersebut akan secara otomatis terpotong potong menjadi beberapa bagian frame.jika anda ingin memotong kembali video tersebut menjadi beberapa bagian yang lebih banyak maka pilih bagian video yang akan dipotong lalu jalankan dengan menekan tombol PLAY lalu tekan tombol SPLIT THE CLIP INTO TWO CLIPS AT THE CURRENT FRAME yang ada dibawah layar video yang sedang dimainkan tersebut.
  6. Setelah puas memotong video ke beberapa bagian, letakkan video yang anda inginkan (Drag) ke dalam STORYBOARD yang terletak pada bagian paling bawah dari program ini. Jika ingin memasukan semua secara langsung pilih tombol CLTR+A lalu drag.
  7. Jika ingin menambahkan efek tertentu pada video anda pilih VIEW VIDEO EFFECTS. Maka akan muncul beberapa efek yang siap dipakai. Pilih salah satu efek tersebut lalu letakkan pada bagian video yang diinginkan yang ada di Storyboard tadi. Untuk melihat hasilnya pilih video yang sudah diberi efek lalu mainkan.
  8. Jika ingin menambahkan animasi perpindahan bagian antar video (Transisi) pilih VIEW VIDEO TRANSISIONS. Maka akan muncul beberapa Transisi yang siap dipakai. Pilih salah satu Transisi tersebut lalu letakkan pada bagian video yang diinginkan yang ada di Storyboard tadi. Untuk melihat hasilnya pilih video yang sudah diberi Transisi lalu mainkan.
  9. Jika ingin menambahkan Teks atau tulisan pilih MAKES TITLES OR CREDITS. Maka akan muncul beberapa pilihan pilih salah satu dari beberapa pilihan tersebut lalu masukan tulisan yang anda ingin tambahkan ke dalam video tadi. Jika ingin menambahkan animasi pada tulisan tadi tinggal klik tombol CHANGE THE TITLE ANIMATION. Lalu pilih animasi yang diinginkan.Jika ingin mengganti bentuk atau warna huruf tulisan yang anda ketik tinggal klik tombol CHANGE THE TEXT FONT OR COLOR. Lalu pilih bentuk tulisan yang diinginkan. Jika sudah puas mengganti tulisan tulisan tersebut pilih DONE, ADD TITLE TO MOVIE.
  10. Video yang telah anda edit tinggal di simpan di dalam komputer dengan menekan SAVE TO MY COMPUTER atau menyimpannya ke dalam CD dengan menekan SAVE TO CD atau mengirimnya dengan Email dengan menekan SEND IN EMAIL atau mengirimnya ke Web atau situs anda dengan menekan SEND TO THE WEB atau menyimpannya ke dalam DV Camera dengan menekan SEND TO DV CAMERA. Untuk mengetahui hasilnya saya sarankan untuk menyimpan di dalam komputer anda dengan menekan SAVE TO MY COMPUTER.Video yang sudah di edit siap dimainkan

Sabtu, 15 Juni 2013

Cara Memfoto Layar Facebook Menggunakan Laptop

 Ada yang masih bingung cara memotret/memoto layar tampilan facebook atau layar
lainnya??? nah, kali ini saya akan memberi tau caranya.. awalnya
saya tidak tau... akhirnya sekarang saya tau dan saya akan memberikan pengetahuan ku.
jangan lupa tinggalkan komentar ya ^_^.

Pertama kamu pergi ke www.facebook.com.
setelah login kamu akan melihat tampilan seperti gambar di samping ini!!

Kedua kamu  tekan pada keyboardmu alt dan prt sc ( samping f12) secara bersamaan.

Ketiga kamu buka paint di laptop kamu.
pilih All progams > Accessories> paint.

Keempat setelah buka paint kamu tekan pada keyboard mu ctrl + v secara bersamaan ( tidak usah tekan tanda + )

Hanya itu yang saya dapat sampaikan, semoga bermanfaat.

^_^

Selasa, 04 Juni 2013

makalah ilmu pendidikan (hakikat guru)

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kegiatan pembelajaran merupakan inti dari kegiatan pendidikan secara keseluruhan. Dalam prosesnya, kegiatan ini melibatkan interaksi individu yaitu pengajar disatu pihak dan pihak lain anak didik. Disini guru memiliki peran yang amat sentral dalam keseluruhan proses pembelajaran. Supaya kegiatan pembelajaran itu berjalan sesuai dengan keinginan terlebih dahulu seorang guru harus mengetahui hakikatnya guru, karena dia harus mengetahui ketentuan-ketentuan yang harus dimiliki jika ingin menjadi seorang guru atau pendidik yang baik. Jika seorang guru sudah mengetahui hakikatnya, pastinya sudah fahan akan tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan. Sehingga tercapailah pembelajaran yang effektif dan efisien.
Dalam keseluruhan kegiatan belajar mengajar, pengajar memegang peran kunci, artinya keberhasilan proses pembelajaran banyak tergantung dari pihak pengajar itu sendiri. Maka dari itu saya akan mencoba memaparkan tentang jati diri atau hakikat guru. Agar seorang guru mengetahui apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian guru ?
2.      Apa sifat dan syarat yang harus dimiliki seorang guru ?
3.      Apa tugas dan tanggung jawab seorang guru ?
4.      Apa kode etik seorang guru ?

BAB II
HAKIKAT GURU

A. Pengertian Guru

Secara etimologis istilah guru berasal dari bahasa India yang artinya orang yang mengajarkan tentang kelepasan dari sengsara. Dalam tradisi agama Hindu guru dikenal sebagai Maharesi Guru yaitu para pengajar yang bertugas untuk menggembleng (mengajar) para calon biksu di Binaya panti. Dengan bahasa arab guru dikenal dengan Al-Mu’alimin atau Al-Ustadz yang berarti orang yang bertugas untuk membangun aspek spiritual manusia.[1] Pengertian guru kemudian meluas, tidak hanya terbatas pada pengajaran spiritual dan kecerdasan intelektual, tetapi juga kecerdasan kinektetik jasmaniah, seperti guru tari, olehraga, musik, dll. Dengan demikian guru adalah orang yang tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspek, baik spiritual, intelektual, fisikal, emosional, dan aspek lainnya.
Dalam pandangan umum guru merupakan seseorang yang memiliki tugas sebagai fasilitator sehingga siswa dapat belajar dan mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya secara optimal, melalui lembaga pendidikan sekolah, baik yang didirikan oleh pemerintah maupun masyarakat. Dan secara legal formal, guru adalah seseorang yang memperoleh surat keputusan (SK) baik dari pemerintah atau swasta, untuk melaksanakan tugasnya, karena dia memiliki hak dan kewajiban untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar di lembaga pendidikan sekolah.
Dalam Undang-Undang no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, guru dipandang hanya menjadi bagian kecil dari istilah pendidik. Dinyatakan dalam pasal 39 ayat 2 yaitu: “ pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melaksanakan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengapdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Dalam pandangan atau persepsi islam, pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didiknya dengan upaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik, baik potensi efektif (rasa), kognitif (cipta), maupun psikomotorik (karsa).[2] Dalam pengertian yang lain menyebutkan, pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani atau rohaninya agar mencapai kedewasaannya, dan mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah SWT, khalifah dimuka bumi, sebagai makhluk sosial dan sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri.[3]

B.     Sifat dan Syarat Seorang Guru

Syarat menjadi seorang pendidik yang baik adalah sesuatu yang sangat penting, karena kalancaran dan kesuksesan proses belajar mengajar salah satunya ditentukan oleh pendidik. Agar seorang pendidik dapat menjalankan fungsi sebagaimana yang telah dibebankan Allah SWT kepada Rasul dan pengikutnya. Maka dia harus memenuhi sifat-sifat dan syarat untuk menjadi seorang guru/pendidik. Sifat dan syarat itu adalah :
1.      Dilihat dari segi umur. Seorang pendidik harus sudah dewasa, karena mendidik itu menyangkut tentang perkembangan seseorang. Dan itu harus dilakukan dengan tanggung jawab. Tanggung jawab itu Cuma dapat dilakukan oleh orang dewasa. Seorang anak-anak tidak mungkin dimintai pertanggungjawaban.[4]
2.      Sehat jasmani dan rohani juga syarat menjadi guru. Kesehatan jasmani bagi pendidik sangatlah mempengaruhi kinerjanya. Jasmani yang tidak sehat akan menghambat pelaksanaan pendidikan, bahkan dapat membahayakan anak didik jika memiliki penyakit yang menular. Begitu juga kesehatan rohani, orang yang sakit rohaninya tidak mungkin untuk mengajar. Contohnya orang gila tidak mungkin untuk mengajar.
3.      Taqwa kepada Allah SWT. Sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan islam yaitu mendidik anak agar bertaqwa kepada Allah SWT. Jadi seorang pendidik harus memiliki sifat Rabbani[5]. Sebagaimana dijelaskan Allah SWT dalam firmannya :
.......كونو ربانين......
Artinya : “ ..... Hendaklah kamu menjadi orang-orang yang rabbani.....”. (Ali Imran : 79 )
4.      Berilmu ( berwawasan luas ). Seorang guru haruslah berilmu dan memilki pengetahuan yang bulat dan baru. Maksudnya disini harus senantiasa meningkatkan wawasan, pengetahuan dan kajiannya.[6] Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam surat Ali-Imran ayat 79 yang berbunyi :

كونوا ربانين بما كنتم تعلمون وبما كنتم تدرسون.

Artinya : “ ... hendaklah kamu menjadi orang-orang yang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kamu telah mempelajarinya ”. ( Ali Imran : 79 )
5.      Berkelakuan baik atau memiliki akhlak yang baik.
a.       Seorang guru harus berkesusilaan dan berdedikasi tinggi.
b.      Guru hendaknya ikhlas dalam mengajar.
Aktivitas sebagai pendidik bukan semata-mata untuk menambah wawasan keilmuannya dan upah saja. Mendidik disini haruslah ditujukan untuk meraih keridhaan Allah serta mewujutkan kebenaran.
c.       Berlaku sabar.
Jika ada seorang murid yang kurang mengerti apa yang diajarkan dan membutuhkan latihan yang berulang-ulang, seorang guru harus tetap sabar dan tabah dalam mengajari mereka dan harus menyadari bahwa setiap orang itu memilki kemampuan yang berbeda-beda.
d.      Bersikap adil terhadap semua muridnya.
Seorang guru tidak boleh berpihak dan mengutamakan kelompok tertentu. Anak-anak biasanya menyebut dengan pilih kasih. Seorang guru haruslah memperlakukan semua anak didiknya dengan cara yang sama. Sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam surat Al-Maidah ayat 8 yang berbunyi :

....ولا يجر منكم شنان قوم على الا تعد لوا   اعد لوا هو اقرب للتقوى واتقواالله، ان الله خير بم تعملون.

Artinya : “ .... dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum mendorong kamu untuk berlaku adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah SWT, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” ( Al-Maidah : 8 )


e.       Guru harus berwibawa.
Guru yang berwibawa itu apabila dia memasuki dan menghadap dengan tenang pada waktu anak didik ribut dan berbuat sekehendaknya dan kelas menjadi tenang meskipun guru tidak menggunakan kekerasan.[7] Disini seorang guru harus mampu bersikap tegas dan meletakkan sesuatu sesuai proporsinya sehingga dia mampu mengontrol dan menguasai anak didik.
6.      Seorang guru harus terampil dalam menciptakan metode pengajaran yang variatif serta sesuai dengan situasi dan materi pengajaran.[8]

C. Tugas dan Tanggung Jawab Guru

Pendidik atau guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak didik yaitu pribadi sosial yang cakap, yang ada pada setiap anak didik.[9] Dilihat dari pengertian tersebut seorang guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan. Jika membahas tugas seorang guru itu identik dengan mengajar. Mengajar disini sebagian dilakukan dalam bentuk memberi motivasi, memuji, menghukum, memberi contoh, membiasakan dan lain-lain.
Tugas seorang guru tidak hanya menyalurkan ilmunya kepada anak didik, tapi juga mampu menginternalisasikan ilmunya pada anak didiknya. Menurut Al-Ghazali, tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan, menyucikan, serta membawakan hati manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Secara singkat tugas guru dalam islam adalah mendidik muridnya dengan cara mengajar dan dengan cara-cara lain untuk menuju tercapainya perkembangan yang maksimal sesuai dengan nilai-nilai aslam.[10]
Sesungguhnya seorang guru itu tugasnya bukan hanya mendidik, mengarahkan anak didik saja, tetapi pendidik juga bertanggung jawab atas pengelolaan, pengarahan, fasilitator dan perencanaan pendidikan.[11] Perencanaan pendidikan yang dimaksud disini adalah semua kegiatan yang bersangkutan dengan mengajar, seperti tugas membuat persiapan mengajar, tugas mengevaluasi hasil belajar dan lain-lain yang selalu bersangkutan dengan pencapaian tujuan pengajaran.
Ag. Soejono merinci tugas pendidik sebagai berikut :
  1. Wajib menemukan pembawaan yang ada pada anak didik dengan berbagai cara seperti observasi, wawancara, melalui pergaulan, angket dan sebagainya.
  2. Berusaha menolong anak didik mengembangkan pembawaan yang baik dan menekan perkembangan pembawaan yang buruk agar tidak berkembang.
  3. Memperlihatkan kepada anak didik tugas orang dewasa dengan cara memperkenalkan berbagai bidang keahlian, ketrampilan, agar anak didik memilihnya dengan tepat.
  4. Mengadakan evaluasi setiap waktu untuk mengetahui apakah perkembangan anak didik berjalan dengan baik.
  5. Memberi bimbingan dan penyuluhan ketika anak didik menemui kesulitan dalam mengembangkan potensinya.
Tanggung jawab seorang guru itu identik dengan etos kerja seorang pendidik. Setiap guru atau pendidik hendaknya memperhatikan bagaimana etos kerjanya. Untuk meningkatkan etos kerja seorang guru, guru harus melakukan sebagai berikut :[12]
1.      Selalu mempersiapkan meteri pelajaran yang akan disampaikan.
2.      Selalu tepat waktu.
3.      bekerja dengan target rasional. Setiap guru harus mengerti kemampuan anak didiknya dengan baik agar dapat menentukan target yang harus dikerjakan, yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki anak didiknya.
4.      Mengisi jam kerja secara efektif. Seorang guru harus melakukan tugas dan kewajibannya sebagai guru dengan berpedoman pada pedoman pengajar disamping memiliki skala prioritas (pekerjaan) yang disusunnya sendiri.
5.      tanggung jawab terhadap progam. Tanggung jawab terhadap progam merupakan bentuk tanggung jawabnya yang terbesar. Tanggung jawab ini menuntut waktu, tenaga dan pikiran secara optimal agar mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan.
6.      Kreatif dan inovatif. Seorang pendidik harus kreatif, jika dia kreatif dia akan selalu berhasil mengakali keadaan, karena dia yakin dimana ada kemauan disitu ada jalan. Disamping memiliki kreatifitas tinggi, guru dituntut memiliki daya inovasi yang mumpuni. Otaknya harus dipenuhi dengan gagasan-gagasan baru. Pikirannya harus selalu dinamis dan berkembang.
7.      Tidak mudah putus asa.
8.      Konsisten dan konsekuen. Seorang guru hendaknya memegang teguh sikap dan perilakunya disamping menyelaraskan antara ucapan dan perbuatannya.
9.      Senang membaca dan belajar.
10.  Senang menulis.
Pendidik atau guru dalam perspektif pendidikan itu memiliki makna yang luas, dengan tugas, peran dan tanggung jawabnya adalah mendidik anak didik agar tumbuh dan berkembang potensinya menuju kearah yang lebih baik dan sempurna. Djamarah merincikan bahwa tugas dan tanggung jawab guru adalah sebagai berikut :[13]
1.      Korektor, yaitu pendidik bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana yang buruk, koreksi yang dilakukan bersifat menyeluruh dari afektif sampai ke psikomotor.
2.      Inspirator, yaitu pendidik menjadi inspirator atau ilham bagi kemajuan belajar anak didik, petunjuk bagaimana belajar yang baik dan mengatasi permasalahan lainnya.
3.      Informator, yaitu pendidik harus dapat memberi informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi.
4.      Organisator, pendidik harus mampu mengelola kegiatan akademik (belajar).
5.      Motivasor, yaitu pendidik harus mampu mendorong peserta didik agar semangat dan aktif belajar.
6.      Inisiator, yaitu pendidik menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran.
7.      Fasilitator, yaitu pendidik dapat memberikan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar.
8.      Pembimbing, yaitu pendidik harus mampu membimbing anak didiknya menjadi dewasa susila yang cakap.
9.      Demonstrator, yaitu jika diperlukan pendidik bisa mendemonstrasikan bahan pelajaran yang susah dipahami.
10.  Pengelola kelas, yaitu pendidik harus mampu mengelola kelas untuk menunjang interaksi edukatif.
11.  Mediator, yaitu pendidik menjadi media yang berfungsi sebagai alat komunikasi guna mengefektifkan proses interaktif edukatif.
12.  Supervisor, yaitu pendidik hendaknya dapat memperbaiki dan menilai secara kritis terhadap proses pengajaran.
13.  Evaluator, yaitu pendidik juga dituntut menjadi evaluator yang baik dan adil.

C.    Kode Etik Guru
Salah satu syarat profesi guru adalah harus memiliki kode etik yang akan menjadi pedoman dalam pelaksanaan profesinya. Kode etik tersebut mengatur tentang apa yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan guru dalam menjalankan tugas profesinya. Berikut adalah kode etik guru Indonesia yang dirumuskan oleh Pengurus Besar Persatuan Guru Reproblik Indonesia (PGRI).[14]
Kode etik guru Indonesia :
Guru Indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bangsa dan Negara, serta kemanusiaan pada umumnya.
Guru Indonesia yang berjiwa pancasila dan setia pada UUD 1945 turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita proklamasi kemerdekaan Reproblik Indonesia 17 Agustus 1945. Oleh sebab itu, guru Indonesia terpanggil untuk menaikan karyanya dengan berpedoman pada dasar-dasar sebagai berikut:
  1. Guru berbakti membimbing anak didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila.
  2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesinya.
  3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang anak didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.
  4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang hasilnya proses pembelajaran.
  5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang murid dan masyarakat sekitarnya, untuk membina peran serta rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
  6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
  7. Guru memelihara hubungan seprofesi, dengan semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial.
  8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI, sebagai sarana kebijaksanaan.
  9. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintahan dalam bidang pendidikan.
Dalam merumuskan kode etik, Al-Ghazali lebih menekankan betapa berat kode etik seorang guru, karena guru menjadi segala-galanya, yang hanya menyangkut keberhasilannya dalam menjalankan profesi keguruannya, tetapi tanggung jawabnya dihadapan Allah SWT. Adapun kode etik guru yang dimaksud adalah :[15]
1.      Menerima segala problem anak didik dengan hati dan sikap yang terbuka dan tabah.
2.      Bersikap penyantun dan penyayang.
3.      Menjaga kewibawaan dan kehormatannya dalam bertindak.
4.      Menghindari dan menghilangkan sikap angkuh terhadap sesame.
5.      Bersikap rendah hati ketika menyatu dengan sekelompok masyarakat.
6.      Menghilangkan aktifitas yang tidak berguna dan sia-sia.
7.      Bersikap lemah lembut dalam menghadapi anak didik yang tingkat IQ-nya rendah, serta membinanya sampai pada taraf maksimal.
8.      Meninggalkan sifat marah dalam menghadapi problem anak didiknya.
9.      Memperbaiki sikap anak didiknya dan bersikap lemah lembut terhadap anak didik yang kurang lancar bicaranya.
10.  Meninggalkan sifat yang menakutkan pada anak didik, terutama pada anak didik yang belum mengerti atau mengetahui.
11.  Berusaha memerhatikan pertanyaan-pertanyaan anak didik, walaupun pertanyaannya tidak bermutu dan tidak sesuai dengan masalah yang diajarkan.
12.  Menerima kebenaran yang diajukan oleh anak didik.
13.  Menjadikan kebenaran sebagai acuan dalam proses pendidikan, walaupun kebenaran itu berasal dari anak didik.
14.  Mencegah dan mengontrol anak didik mempelajari ilmu yang membahayakan.
15.  Menanamkan sifat ikhlas pada anak didik, serta terus menerus mencari informasi guna disampaikan pada anak didik.
16.  Mencegah anak didik mempelajari ilmu fardhu kifayah ( kewajiban kolektif, seperti ilmu kedokteran, psikologi, ekonomi dan lain-lain ) sebelum mempelajari ilmu fardhu ‘ain ( kewajiban individual, seperti akidah, syari’at dan lain-lain ).
17.  Mengaktualisasikan informasi yang diajarkan pada peserta didik.
  
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1.      Guru adalah orang yang tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspek, baik spiritual, intelektual, fisikal, emosional, dan bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didiknya dengan upaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik, baik potensi efektif (rasa), kognitif (cipta), maupun psikomotorik (karsa).

2.      Sifat dan syarat itu adalah :
a.       Dilihat dari segi umur. Seorang pendidik harus sudah dewasa.
b.      Sehat jasmani dan rohani juga syarat menjadi guru.
c.       Taqwa kepada Allah SWT.
d.      Berilmu ( berwawasan luas ).
e.       Berkelakuan baik atau memiliki akhlak yang baik.
1)      Seorang guru harus berkesusilaan dan berdedikasi tinggi.
2)      Guru hendaknya ikhlas dalam mengajar.
3)      Berlaku sabar.
4)      Bersikap adil terhadap semua muridnya.
5)      Guru harus berwibawa.
f. Seorang guru harus terampil dalam menciptakan metode pengajaran yang variatif serta sesuai dengan situasi dan materi pengajaran.
3.      Tugas dan tanggung jawab guru
Seorang guru itu tugasnya bukan hanya mendidik, mengarahkan anak didik saja, tetapi pendidik juga bertanggung jawab atas pengelolaan, pengarahan, fasilitator dan perencanaan pendidikan. Perencanaan pendidikan yang dimaksud disini adalah semua kegiatan yang bersangkutan dengan mengajar, seperti tugas membuat persiapan mengajar, tugas mengevaluasi hasil belajar dan lain-lain yang selalu bersangkutan dengan pencapaian tujuan pengajaran.
4.      Kede etik guru
a.         Menerima segala problem anak didik dengan hati dan sikap yang terbuka dan tabah.
b.        Bersikap penyantun dan penyayang.
c.         Menjaga kewibawaan dan kehormatannya dalam bertindak.
d.        Menghindari dan menghilangkan sikap angkuh terhadap sesame.
e.         Bersikap rendah hati ketika menyatu dengan sekelompok masyarakat.
f.             Menghilangkan aktifitas yang tidak berguna dan sia-sia.
g.        Bersikap lemah lembut dalam menghadapi anak didik yang tingkat IQ-nya rendah, serta membinanya sampai pada taraf maksimal.
h.        Meninggalkan sifat marah dalam menghadapi problem anak didiknya.
i.              Memperbaiki sikap anak didiknya dan bersikap lemah lembut terhadap anak didik yang kurang lancar bicaranya.
j.             Meninggalkan sifat yang menakutkan pada anak didik, terutama pada anak didik yang belum mengerti atau mengetahui.
k.        Berusaha memerhatikan pertanyaan-pertanyaan anak didik, walaupun pertanyaannya tidak bermutu dan tidak sesuai dengan masalah yang diajarkan.
l.             Menerima kebenaran yang diajukan oleh anak didik.
m.      Menjadikan kebenaran sebagai acuan dalam proses pendidikan, walaupun kebenaran itu berasal dari anak didik.
n.        Mencegah dan mengontrol anak didik mempelajari ilmu yang membahayakan.
o.        Menanamkan sifat ikhlas pada anak didik, serta terus menerus mencari informasi guna disampaikan pada anak didik.
p.        Mencegah anak didik mempelajari ilmu fardhu kifayah ( kewajiban kolektif, seperti ilmu kedokteran, psikologi, ekonomi dan lain-lain ) sebelum mempelajari ilmu fardhu ‘ain ( kewajiban individual, seperti akidah, syari’at dan lain-lain ).
q.        Mengaktualisasikan informasi yang diajarkan pada peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA
Daradjat, Zakiyah,  Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2008
Effendi, Muhlison, Siti Rodliyah,  Ilmu Pendidikan,  Ponorogo : PPS Press, 2004
Mujib, Abdul,  Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Prenada Media Group, 2006
An-Nahlawi, Abdurrahman, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, terj : Shihabuddin, Jakarta : Gema Insani, 2004
Soejitno Irham, Abdul Rochim, Menjadi guru yang Bisa Digugu dan Ditiru, TT, Seyma Media, 2006
Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam Jilid I,  Jakarta : Rineke Cipta, 2009
Suparlan, Menjadi Guru Efektif, Yogyakarta : Hikayat Publishing, 2005
Tafsir, Ahmad,  Ilmu Pendidikan dari Perspektif Islam, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001
Yasin, Fatah, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam, Malang : UIN Malang Press, 2008


[1] Suparlan, Menjadi Guru Efektif ( Yogyakarta : Hikayat Publishing, 2005), hlm 12
[2] Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta : Prenada Media Group, 2006), hlm 67
[3] Muhlison Effendi, Siti Rodliyah,  Ilmu Pendidikan ( Ponorogo : PPS Press, 2004 ), hlm 53
[4] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dari Perspektif Islam ( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), hlm 20
[5] Orang yang sempurna ilmu dan taqwanya kepada Allah SWT.
[6] Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, terj : Shihabuddin, ( Jakarta : Gema Insani, 2004 ), hlm 170
[7] Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta : Bumi Aksara, 2008 ), hlm 43
[8] Abduurrahman An-Nahlawi, hlm 173
[9] Muhlison Efendi, Siti Rodliayah,  hlm 55
[10] Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam Jilid I ( Jakarta : Rineke Cipta, 2009 ), hlm 114
[11] Abdul Mujib, hlm 91
[12] Soejitno Irham, Abdul Rochim, Menjadi guru yang Bisa Digugu dan Ditiru ( …, Seyma Media, 2006 ), hlm 34-61
[13] Fatah Yasin, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam ( Malang : UIN Malang Press, 2008 ), hlm 82
[14] Suparlan,,, hlm 45
[15] Abdul Mujib,,, hlm 99