BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada umumnya hasil belajar dinilai melalui tes, baik tes uraian
maupun tes objektif. Pelaksanaan penilaian bisa secara lisan, tulisan, dan
tindakan atau perbuatan. Tes uraian mempunyai keunggulan dari tes objektif
karena dapat mengungkapkan aspek atau abilitas mental yang lebih tinggi yang
tercermin dalam logika berfikir dan kemampuan berbahasa tulisan. Sedangkan tes
objektif lebih unggul dalam hal materi yang diujikan dapat lebih banyak dan
mudah (praktis) dalam memeriksa dan mengolah hasilnya. Tes objektif dibedakan
kedalam tipe benar-salah, melengkapi, menjodohkan dan pilihan berganda dengan
berbagai variasinya sesuai dengan materi yang akan kita bahas dalam makalah
kali ini.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
definisi dan bentuk variasi tes pilihan ganda?
2.
Bagaimana
kelebihan dan kekurangan tes pilihan ganda?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Dan Bentuk Variasi Tes Pilihan Ganda
Bentuk
tes yang dipergunakan untuk mengukur membaca pemahaman
yang
berkaitan dengan pengukuran aspek-aspek pada umumnya adalah
bentuk
pilihan ganda. Tes pilihan ganda merupakan suatu bentuk pertanyaan
yang
menghendaki subjek yang dites untuk memilih salah satu alternatif jawaban yang
disediakan. Soal pilihan ganda adalah bentuk test yang mempunyai satu jawaban
yang benar atau paling tepat. Dilihat dari struktur nya, bentuk soal pilihan ganda
terdiri atas:
·
Stem
-
Pertanyaan
atau pernyataan yang berisi permasalahan yang akan dinyatakan
·
Option
-
Sejumlah
pilihan atau alternatif jawaban,
yang disediakan pada umumnya berkisar antara tiga sampai lima butir
·
Kunci
-
Kunci
jawaban harus merupakan jawaban benar atau paling
tepat biasanya
hanya satu butir
·
Distractor
(pengecoh)
-
Pengecoh
merupakan jawaban tidak benar, namun daya jebaknya harus berfungsi, artinya
siswa memungkinkan memilihnya jika tidak menguasai materinya.
a. jenewa kunci
c. London distractor (pengecoh)
d. New
york
Semakin
banyak jumlah option yang disediakan, semakin kecil peluang jawaban
benar yang dipilih hanya secara spekulatif. Adanya peluang untuk berspekulasi
inilah antara lain, seperti dikemukakan di atas, yang menjadi keberatan orang
untuk mempergunakan tes bentuk itu sebagai satu-satunya cara, sehingga perlu
dilengkapi dengan bentuk dan atau cara lain yang dapat mengurangi kelemahan
tersebutTes bentuk pilahan ganda pada hakikatnya tidak berbeda dengan tes. Bentuk
benar salah karena sama-sama menuntut subjek untuk memilih di antara jawaban
yang benar dan salah yang sengaja disediakan. Yang membedakan adalah tes bentuk
pilihan ganda lebih banyak menyediakan jawaban yang salah lebih dari satu.
Selain itu, faktor untung-untungan dalam menjawab pertanyaan sama-sama
ditemukan dalam kedua bentuk tes tersebut. Jika dalam tes benar salah peluang
menjawab benar atau salah secara untung-untungan sarna besar, dalam tes pilihan
ganda peluang itu lebih kecil, yaitu dengan persentase sebesar satu
dibagijumlah option kali 100Gikajumlah option = n, rumusnyaadalah
I : n
x 100).[2]
Soal
pilihan ganda dapat diskor dengan mudah, cepat, dan memiliki objektivitas yang
tinggi, mengukur berbagai tingkatan kognitif seprti yang dikemukana oleh (Bloom
dalam Cartono,2007:81) C1 (penegtahuan), C2 (Pemahaman), C3 (Penerapan), C4
(sintesis), C5 (analisis), C6 untuk (evaluasi) tidak bisa digunakan dalam tes
pilihan ganda.
Variasi bentuk
soal pilihan ganda.Selain bentuk
soal pilihan ganda biasa terdapat model bentuk pilihan ganda lainnya, yaitu
bentuk soal hubungan antarhal (HAH) dan bentuk soal pilihan ganda kompleks
(PGK). Pada kedua bentuk soal itu masing-masing pilihan jawabannya ditetapkan
dan berfungsi sebagai petunjuk jawaban soal.[3]
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut ini diberikan
beberapa contoh model tes pilihan ganda yang sekarang sudah banyak dipakai dan dikembangkan
untuk keperluan ujian-ujian sekolah, terutama untuk akhir sekolah serta ujian
masuk perguruan tinggi.
Beberapa model yang akan diuraikan disini adalah:
1.
Melengkapi
pilihan
2.
Analisi
hubungan antarhal
3.
Analisis
khusus
4.
Melengkapi
berganda
5.
Pemakaian
diagram
1.
Melengkapi Pilihan
Soal dalam bentu ini terdiri atas kalimat pokok yang berupa
pernyataan yang belum lengkap diikuti oleh empat atau lima kemungkinan jawaban
yang dapat melengkapi pernyataan tersebut. Responden atau testee diminta untuk
memilih salah satu dari kelima kemungkinan jawaban yang tersedia. Dalam bentuk
ini hanya satu jawaban benar, seperti dalam contoh diatas, dan
perhatikan contoh soal berikut ini:
1)
Soal
1: hak yang tersebut dibawah ini TIDAK termasuk prerogratif presiden.
(a)
Interpelasi
(b)
Grasi
(c)
Amnesti
(d)
Abolisi
(e)
Rehabilitas
2)
Soal
2: bahan-bahan berikut dapat menimbulkan pencemaran linhkungan hidup, kecuali:
(a)
Insektisida
(b)
Pestisida
(c)
Buangan
minyak bumi
(d)
Busa
detergen
(e)
Pupuk
hijau
Dalam bentuk soal tersebut kita dapat mengenal adanya variasi lain,
yaitu variasi bentuk “tidak” dan variasi bentuk “kecuali”. Kedua bentuk ini
memrlukan kemampuan diskriminatif dari yang dites.[4]
2.
Analisis Hubungan Antarhal
Pada bentuk soal hubungan antarhal,
siswa dituntut untuk mengidentifikasi hubungan sebab-akibat antara pernyataan
pertama (yang merupakan akibat) dan pernyataan kedua (yang merupakan sebab).
Kedua pernyataan (pertama dan kedua) dihubunngkan dengan kata “sebab”. Kedua
pernyataan itu dapat benar, salah, atau dapat juga pernyataan yang satu benar,
yang lain salah. Apabila kedua pernyataan itu benar, yang perlu diperhatikan
ialah apakah kedua pernyataan itu mempunyai hubungan sebab-akibat. Contoh:
Petunjuk:
Untuk
soal berikut pilihlah:
a.
Jika
pernyataan pertama betul, pernyataan kedua betul dan keduanya mempunyai
hubungan sebab-akibat.
b.
Jika
pernyataan pertama betul, pernyataan kedua betul, tetapi keduanya tidak
mempunyai hubungan sebab-akibat.
c.
Jika
salah satu dari kedua pernyataan salah.
d.
Jika
kedua pernyataan salah.
Soal:
Transmigrasi
sangat penting peranannya dalam pelaksanaan pembangunan
Sebab
Transmigrasi
dapat menunjang pemerataan pelaksanaan pembangunan.
(kunci:a).[5]
3.
Analisis Kasus
Soal test bentuk ini merupakan
simulasi keadaan nyata; jadi seolah-olah yang diuji diharapkan kepada keadaan
sebenarnya. kasus yang diberikan biasanya berupa cerita atau uraian tentang
kejadian, situasi, proses dan hasil percobaan ataupun penelitian, yang ada
hubungannya dengan bidang study atau mata pelajaran yang akan diuikan. Dari
satu kasus dapat dibuat lebih dari satu pertanyaan atau soal didahului oleh
satu kasus. Contoh:
Petunjuk:
Untuk
soal berikut ini disediakan suatu teks yang harus dipahami secara cermat.
Kemudian menyusul soal-soal yang memasalahkan hal-hal yang berhubungan dengan
isi teks. Pilih salah satu jawaban yang paling tepat pada soal-soal yang
mengiringi teks.
Soal:
pada suatu waktu disuatu daerah banyak terdapat awan, udara panas, dan kilat
serta halilintar silih berganti. Yang menyebabkan udara menjadi panas ialah:
(a).
Matahari tidak kelihatan
(b).
Kilat dan halilintar
(c).
Hujan akan turun
(d).
Penguapan tertahan
4. Melengkapi berganda (asosiasi pilihan ganda)
Bentuk
soal ini hampir sama dengan bentuk soal “melengkapi pilihan”, yaitu satu
pernyataan yang tidak lengkap diikuti dengan beberapa kemungkinan. Perbedaannya
ialah, pada bentuk “melengkapi berganda” ini kemungkinan yang benar satu, dua,
tiga, atau empat. Contoh:
Petunjuk:
Dibawah
ini terdapat soal-soal yang mempunyai kejadian yang dapat timbul bersama.
Pilihlah:
a.
Jika (1), (2),
dan (3) benar
b.
Jika (1) dan (2)
benar
c.
Jika (2) dan (4)
benar
d.
Jika hanya (4)
yang benar
e.
Jika semuanya
benar
Soal:
salah satu vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A yang terdapat
didalam:
(1)
Minyak ikan dan
telur
(2)
Bayam dan kubis
(3)
Air susu dan
wortel
(4)
Kecambah dan
buah-buahan yang asam
5. Pemakaian diagram
Bentuk
ini mempermasalahkan atau mengacu pada gambar, diagram grafik, dan sejenisnya.
Yang ditanyakan adalah kelainan, keadaan, atau gejala yang terungkap
didalamnya. Permasalahannya diajukan dengan suatu gambar, diagram, atau grafik
yang bersangkutan. Bentuk soalnya sama dengan bentuk “melengkapi lima pilihan”.
Contoh:
Petunjuk:
Dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini hendaknya digunakan gambar serta
data yang ada didalamnya.
Soal:
(c)
|
Diantara gambar diatas, yang menunjukkan tumbuhan lumut:
a.
Antara A, B, dan
C
b.
Antara A dan B
c.
Antara A dan C
d.
Antara B dan C[6]
B. Kelebihan Dan Kekurangan Tes Pilihan Ganda
1.
Kelebihan
tes/soal ilihan ganda
(a)
Materi yang
diujikan dpat mencakup sebagian besar dari bahan pengajaran yang telah
diberikan
(b)
Jawaban siswa
dapat dikoreksi (dinilai) dengan mudah dan cepat dengan mudah dan cepat dengan
menggunakan kunci jawaban
(c)
Jawaban untuk
setiap pertanyaan sudah pasti benar atau salah sehingga penilaiannya bersifat
objektif
2.
Kekurangan/kelemahan
tes/soal pilihan ganda
(a) Kemungkinan
untuk melakukan tebakan jawaban masih cukup besar
(b) Proses
berfikir siswa tidak dapat dilihat dengan nyata[7]
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Soal pilihan
ganda adalah bentuk test yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling
tepat.
Beberapa model (bentuk) variasi pilihan ganda diantaranya adalah:
a.
Melengkapi
pilihan
b.
Analisi
hubungan antarhal
c.
Analisis
khusus
d.
Melengkapi
berganda
e.
Pemakaian
diagram
Kelebihan
Dan Kekurangan Tes Pilihan Ganda:
1.
Kelebihan tes/soal ilihan ganda
(a)
Materi yang
diujikan dpat mencakup sebagian besar dari bahan pengajaran yang telah
diberikan
(b)
Jawaban siswa
dapat dikoreksi (dinilai) dengan mudah dan cepat dengan mudah dan cepat dengan
menggunakan kunci jawaban
(c)
Jawaban untuk
setiap pertanyaan sudah pasti benar atau salah sehingga penilaiannya bersifat
objektif
2.
Kekurangan/kelemahan
tes/soal pilihan ganda
(a) Kemungkinan
untuk melakukan tebakan jawaban masih cukup besar
(b) Proses
berfikir siswa tidak dapat dilihat dengan nyata.
DAFTAR
PUSTAKA
Nana Sudjana, penilaian proses belajar mengajar. Remaja
rosdakarya:bandung, 1990.
Ngalim purwanto, prinsip-prinsip dan tehnik evaluasi pengajaran,
remaja rosdakarya:bandung, 2009.
Supranata, panduan penulisan tes tertulis. Remaja
rosdakarya:bandung, 2005.
[1] Nana
Sudjana, penilaian proses belajar mengajar. Remaja rosdakarya:bandung,
1990. Hal:48.
[2]
Supranata, panduan penulisan tes tertulis. Remaja rosdakarya:bandung,
2005.
[3] Nana
Sudjana, penilaian proses belajar mengajar. Remaja rosdakarya:bandung,
1990. Hal:48.
[4] Ngalim
purwanto, prinsip-prinsip dan tehnik evaluasi pengajaran, remaja
rosdakarya:bandung, 2009. Hal:54-55.
[5] Nana
Sudjana, penilaian proses belajar mengajar. Remaja rosdakarya:bandung,
1990. Hal:48-49.
[6] Ngalim
purwanto, prinsip-prinsip dan tehnik evaluasi pengajaran, remaja
rosdakarya:bandung, 2009. Hal:56-58.
[7] Nana
Sudjana, penilaian proses belajar mengajar. Remaja rosdakarya:bandung,
1990. Hal:49.
semoga bermanfaat......
BalasHapusterimakasih :)
BalasHapussemoga bermanfaat